10 Hal Yang Paling Disia-siakan
Tidak
semua hal yang baik dan bernilai bisa diambil manfaatnya. Nyatanya banyak pula dari
sesuatu yang berharga itu, justru diabaikan dan tak difungsikan sebagaimana mestinya.
Entah karena nilai kemanfaatannya terbatas ataukah karena orangnya yang tak tertarik kepadanya. Sama
halnya dengan 10 perkara di bawah ini. Keberadaannya sangat bernilai, kaya manfaat
dan dinanti-nantikan. Namun justeru oleh sibagian orang malah disia-siakan dan
dibiarkan begitu saja. Mereka seakan-akan tak tergerak untuk menikmati dan
mencari kemanfaatan yang terbalut dalam perkara tersebut. Lalu apakah 10 perkara
yang dimaksud itu?. Untuk lebih jelasnya yuk simak pemaparan dibawah ini!
Pertama,
orang berilmu ('Alim) yang tak ditanyai.
Kenapa mereka masuk materi sepuluh hal tersebut? karena sudah sangat jelas
bahwa orang yang berilmu, orang yang mempunyai keahlian dan pengalaman yang matang---yang
semestinya memberikan ilmuanya itu kepada orang lain sehingga terjadilah kemaslahatan
di tengah-tengah umat, namun ternyata keberadaan mereka seakan-akan tak di
anggap gara-gara tak ditanyai, tak dimintai petuah dan solusi oleh orang-orang disekitarnya.
Mereka lebih suka bertanya kepada kawan sesamanya yang tak memiliki kapasitas untuk
menjawab. Atau bertanya kepada mereka orang-orang yang memiliki ilmu hitam atau
semacamnya. Ini merupakan pertanda bahwa ulama, cendekiawan dan guru sudah disia-siakan
dan jika itu yang terjadi, maka dikhawatirkan banyak fitnah dan kesesatan. Na'udzubillah.
Kedua,
ilmu yang tak diamalkan. Ini juga sangat jelas
bahwa ia dari hal yang bernilai namun disia-siakan. Kita semua tahu bahwa kemuliaan
dan keagungan ilmu tak diragukan lagi eksistensinya. Ia adalah hidayah yang menuntun
pemiliknya ke jalan kebenaran, ia adalah mahkota dan perhiasan yang menjadikan
pemiliknya bernilai mahal, dan ia pula sebagai simbol bagi setiap kebajikan.
Namun ketika ilmu yang mahal nilainya itu tidak diamalkan, maka ia tak ubahnya seperti
pohon lebat namun tak berbuah. Mubazir dan sia-sia. oleh karena itu, sering dikatakan:
"buahnya ilmu adalah amal". Bahkan dalam hadist Nabi juga disebutkan
bahwa "barang siapa yang memiliki ilmu lala ia amalkan, maka Allah akan
mengajarkannya sesuatu yang tak diketahuinya."
Ketiga,
pendapat yang benar namun tak diterima.
Hal yang ketiga ini juga termasuk bagian hal yang disia-siakan. Kenapa? karena kebenaran
sudah tak dipercaya lagi, yang penting menang dan bisa memenuhi keinginannya. Biasanya
ini terjadi pada dunia politik dan pengadilan yang sarat akan kebohongan dan kelicikan.
Kita bisa temukan bahwa pendapat, ide dan gagasan yang jelas-jelas benar dan maslahat
justru disalahkan dan diganti dengan "uang pelicin" supaya kebenaran pendapat
itu tidak sampai diketahui oleh lawan. Na'udzubillah.
Keempat,
pedang yang tak digunakan. Hal tersebut juga
tergolong sesuatu yang disia-siakan. Dalam konteks peperangan, pedang di situ berarti
diartikan sebagai senjata untuk melawan musuh. Namun dalam konteks yang lebih luas,
barangkali bisa bermakna "taktik atau jurus" untuk mematahkan lawan.
Hal tersebut dilihat dari kesamaan fungsi keduanya yang masing-masing untuk mematahkan;
satu mematahkan musuh dalam bentuk anggota tubuh, sementara yang lain mematahkan
dalam bentuk argumen dan hujah. Kedua makna pedang ini: baik yang berarti senjata
maupun taktik, jika tidak digunakan pada tempatnya, hanya dibiarkan begitu saja
tanpa ada aksi, tentu bakal sia-sia tak bermanfaat. Atau singkat kata, ia mubazir
dan tak memberikan pengaruh apapun untuk perubahan.
Kelima,
mesjid yang tak digunakan untuk shalat. Untuk
yang satu ini sering kita jumpai. Artinya,
banyak masjid maupun mushala yang susah payah dibangun, dananya begitu banyak, hasilnya
pun sangat memukau, namun ketika sudah jadi, justru tak digunakan untuk ibadah.
Tak digunakan di sini maksudnya, masjid itu sepi pengunjung, tidak diramaikan dengan
amalih-amaliah keagamaan dan ironisnya lagi, sebagaimana anda mungkin juga
menyaksikan--justeru masjid hanya untuk berpose-pose dan hanya sebagai "tumpangan"
bagi dua mempelai untuk melakukan akad nikah. Sementara untuk waktu-waktu shalat,
kosong dan sunyi. Jika demikian yang terjadi, maka tentu nilai fungsional masjid
tersebut sia-sia. Perlu adanya penggerak dan "daya tarik" tertentu
untuk mengambil hati kaum muslimin supaya mereka mau meramaikan masjid.
Keenam,
mushaf yang tak dibaca. Nasib yang satu ini
juga serupa dengan masjid di atas. Yakni sama-sama tak berfaidah. Padahal kita tahu
bahwa membaca mushaf Al-Quran adalah ibadah yang utama. Sebagaimana dalan
hadits disebutkan: "amal yang paling utama adalah membaca al-Qur'an
dengan melihat( mushaf)." Kenapa bisa demikian, karena mulianya mushaf
tersebut yang telah memuat teks suci dan mengandung mukjizat. Yang siapapun
membacanya akan dijanjikan sepuluh kebaikan di setiap hurufnya. Namun pada kenyataannya,
dewasa ini banyak orang-orang yang justru meninggalkan mushaf, mereka lebih senang
membaca status di Facebook, WhatsApp, Tweter yang sering kali berpotensi membawa
"fitnah dan dosa". Padahal mereka tahu bahwa membaca al-Qur'an adalah
paling utama dan pahalanya pun amat menggiurkan. Sehingga jika yang terjadi demikian,
maka tidak diragukan lagi bahwa Al-Quran yang tak dibaca hanya dijadikan
sebagai hiasan lemari atau hanya sebatas mahar nikah yang disimpan di lemari, jelas
sangat rugi dan pelakunya telah menyia-nyiakan hal yang begitu bernilai.
Ketujuh,
harta yang tak diinfakkan. Perkara yang nomer tujuh
ini juga termasuk bagian dari hal-hal disia-siakan. Betapa tidak? harta atau kekayaan
yang kita miliki, semuanya adalah titipan Allah, yang pada saatnya pun akan kembali. Disamping sebagai titipan
Tuhan, ia pun mempunyai haknya untuk ditasarufkan kepada orang yang lain. Karena
disetiap harta kita ada sedikit hak orang lain yang menempel di dalamnya, yang
ketika kita tak menunaikan hak tersebut berarti kita telah melakukan kedzaliman.
Percuma harta banyak namun kikir, percuma mewah tapi hanya dinikmati sendiri,
dan percuma pula jika semua ia pendam dan ia simpan rapat-rapat, toh sekalipun
tak akan dibawa mati. Jika bukan dengan bersedekah, lalu dengan apalagi harta benda
bisa lestari, jika bukan dengan menginfakkannya, lalu dengan apa lagi harat
benda bisa menyelematkan pemiliknya?.
Kedelapan,
kendaraan yang tidak ditunggangi. Barangkali ini
sudah serupa, dan sama dengan hal-hal yang telah disebutkan di atas. Artinya, kendaraan
yang kita miliki yang berfungsi sebagai alat untuk mempermudah kita dalam segala
pekerjaan, justru malah kita anggurkan dan dipajang hanya sebatas hiasan
semata, maka nilai fungsionalnya pun hilang dan tentu sia-sia.
Kesembilan,
ilmu zuhud ditengah orang-orang yang menghendaki dunia. Ini
juga bagian dari perkara yang disia-siakan. Betapa tidak? karena dua hal tersebut
bertolak belakang. Kita tahu zuhud adalah identik dengan tidak menyukai dunia
atau menyedikitkan kecenderungan terhadap keduniawian. Namun sementara sikap
ini justru dipraktekkan di tengah-tengah orang yang sangat menggandrungi dunia,
tentu sikap Zuhud ini tidak berfaidah.
Kesepuluh,
umur yang panjang namun tidak untuk beribadah.
Kita tahu bahwa umur yang panjang adalah nikmat yang paling mulai. Jarang dari
kita yang sampai bisa mendapatkan umur seperti itu. Sehingga jika umur panjang namun
tidak dimanfaatkan untuk kemaslahatan, maka tentu sangat sia-sia. Berarti umur
tersebut tidak produktif. Berkaitan dengan ini, ada sebuah hadis yang tepat sekali
yakni: Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat
sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk
apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan
dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan."
Demikianlah
sepuluh hal yang dianggap sia-sia bila tidak dimanfaatkan. Sebenarnya kesepuluh
ini merupakan kutipan dari perkataan Utsman bin Affan bahwa beliau pernah
menyatakan: bahwa"sepulah perkara yang paling sia-sia adalah: orang
alilm yang tak ditanyai, ilmu yang tidak diamalkan, pendapat benar yang tak
diterima, pedang yang tak digunakan, masjid yang tak digunakan shalat (sepi
pengunjung), mushaf yang tak dibaca, harta benda yang tak diinfakkan, kendaraan
yang tak ditunggangi, ilmu zuhud ditengah-tengah seseorang yang menghendaki
dunia, dan umur panjang yang pemiliknya tak bertambah amalnya.". Semoga
bermanfaat. [ ]
Comments
Post a Comment