Benalu-Benalu Dalam Ibadah
Kita
tahu bahwa setiap apa yang kita lakukan tidak semuanya mulus dan berjalan
lancar. Kadangkala kita menemukan berbagai rintangan dan cobaan di tengah
jalan. Dan kadangkala pula kita sudah menyerah terlebih dahulu sebelum
berperang melawan rintangan itu bahkan seringkali usaha kita pun gagal dan
kandas karena tidak bisa mengatasi rintangan tersebut dan justru malah terlena
dengan rayuan-rayuan manis yang ditawarkan olehnya. Kita kira bahwa rayuan dan
kenikmatan itu sangat menggugah selara, namun sebenarnya ia adalah
"malapetaka" yang bisa menjerumuskan kita ke dalam kebinasaan. Na'udzubillah.
Begitu
juga dalam beribadah. Tidak semua dari kita bisa melakukannya dengan lancar dan
Istiqomah. Pasti ada rintangan yang menghalagi kita. Rintangan itulah yang
selanjutnya disebut dengan benalu. Ia tampak seperti biasa bahkan sering
menawarkan berbagai kenikmatan kepada kita, tapi sejatinya ia amat berbahaya. Karena
ia yang akan merusak ibadah tersebut. Menggerogoti setiap amal kita sehingga
menjadi tak bernilai di mata Allah, dan mencegah kita supaya enggan
melakukannya. Benalu-Benalu itulah yang harus kita waspadai. Karena semuanya
itu tumbuh dan bisa menempel dalam diri siapa saja. Oleh karena itu, kita perlu membasminya sampai tuntas, supaya
nantinya kita menjadi hamba yang ringan untuk beribadah dan sanggup
ber-istiqamah di dalamnya.
Jika
memang amat berbahaya, lalu apa sajakah yang dimaksud dengan benalu-benalu
tersebut?. Berkaitan dengan ini, setidaknya ada empat rintangan atau benalu
dalam beribadah---sebagaimana yang disebutkan oleh al-Ghazali (w. 505 H) dalam
kitabnya, Minhaj al-'Abidin hal 83, yakni sebagai berikut:
1.
Dunia dan isinya.
Kenapa
dunia dikategorikan sebagai 'benalu' ibadah, bukankah ia 'terminal dan ladang'
untuk menuju akhirat?. Jawabnya adalah karena dunia dan segalanya isinya bisa
menjadikan seseorang terlena dan lupa ibadah. Karena dunia bisa mengajak para
pengagumnya untuk terus meraup kenikmatan-kenikmatan yang ditawarkan di
dalamnya, sehingga si mangsanya itu akan menjadi "pencandu berat"
yang buta mata hatinya. Oleh karena itu, (kecintaan terhadap) dunia ini harus
dicegah dalam sedini mungkin. Caranya dengan berlaku Zuhud. Yakni berlaku
sewajarnya: tidak terlalu suka kepada dunia dan tidak membencinya. Tapi
seimbang satu sama lain.
Ya,
Zuhud lah yang bisa membasmi benalu satu ini. Kenapa? karena Zuhud lah yang
bisa membuat kita istiqamah dalam beribadah. Kita tidak lagi silau dengan
pelbagai macam rayuan dunia yang mematikan itu. Disamping itu, dengan berlaku
zuhud, kuantitas dan kualitas ibadah kita bisa semakin hari semakin baik. Dalam
salah satu riwayat, Nabi pernah bersabda: "dua rakaatnya orang yang
Zuhud hatinya, itu lebih bagus dan disukai di mata Allah ketimbang ibadahnya
orang-orang yang (sekedar) mementingkan kuantitasnya sampai akhirat hayatnya."
2.
Makhluk.
Yang
satu ini juga dikategorikan sebagai 'benalu' dalam ibadah. Kenapa? karena
makhluk terutama manusia, itu bisa menyibukkan kita sehingga lupa untuk bertaqarub
kepada Allah. Kita tak sadar bahwa seringkali bercakap-cakap dan
ngobrol-ngobrol santai dengan dengan saudara dan kawan kira, itu ternyata bisa
melalaikan diri kita sendiri untuk mengingat Allah dan menjalankan
perintah-perintah-Nya.
Satu contoh kecilnya adalah ketika azan tiba
bahkan sampai shalat didirikan, kita malah masih asyik duduk dan bersendau
gurau dengan teman sebelah kita. Seakan-akan kita tidak menghiraukan seruan
Allah itu. Dan dengan santainya, akhirnya kita meninggalkan waktu shalat itu
dan menundanya di waktu yang lebih terlambat. Na'udzubillah.
Karena
alasan inilah, makhluk disebut sebagai 'benalu' dalam ibadah. Ia harus
disingkirkan dari kebiasaan kita. Caranya dengan menyedikitkan pergaulan dan
interaksi langsung dengan manusia yang sekiranya justru membawa kita menuju
kelalaian kepada agama. Atau dengan mendatangi majelis-majelis dzikir dan ilmu
yang di dalamnya terdapat sekumpulan manusia yang bisa menuntun kita untuk
bersama-sama mendekat kepada sang pencipta.
3.
Syaitan.
Inilah
salah satu benalu ibadah terberat dan sulit untuk dilawan. Kenapa? karena ia
tidak berbentuk dalam materi. Ia ghaib dari pandangan kita. Tapi tipudayanya
sangat ampuh dalam menjerumuskan manusia
ke jurang maksiat dan kedurhakaan kepada Allah. Syaitan adalah musuh yang
menyesatkan yang tak pernah puas mencari mangsa sebagai kawannya.
Oleh karena itulah, kita mesti mewaspadainya
jangan sampai tergoda oleh bujuk rayunya itu. Ada beberapa cara untuk melawan benalu
yang satu ini. Pertama, mengetahui bagaimana tipudaya dan bujuk rayu
yang digunakan oleh syaitan untuk menjerumuskan mangsanya ke jurang maksiat. Kedua,
jangan hiraukan ajakannya sekalipun itu amat menggoda. Ketiga, melanggengkan
zikir kepada Allah SWT. Dengan ketiga upaya ini, semoga kita bisa terhindar dari
ancaman dan gangguan syaitan yang menyesatkan itu. Amin.
4.
Nafsu.
Benalu yang satu ini dianggap paling berbahaya
dan musuh terberat yang banyak menghalangi kita dalam beribadah. Penyakitanya
amat mengerikan dan obatnya pun sulit didapatkan. Kenapa? karena nafsu adalah musuh
yang muncul dari dalam jasad. Ia sudah melekat di dalam diri kita sebagai sebuah
sebuah fitrah atau "paketan" sejak kita lahir. Disamping itu, ia juga
satu hal yang amat diidam-idamkan manusia-----yang secara fitrah itu wajar karena
memang sudah dibekali hal tersebut.
Namun
yang menjadi permasalahannya adalah ketika nafsu tersebut sudah terlanjur membelenggu
jiwa kita, sudah menggerogoti spiritual kita dan membutakan mata hati kita,
sehingga karenanya, kita menjadi malas beribadah, mudah maksiat dan menerjang
hukum-hukum Allah. Maka tidak ada jalan lain untuk mencegahnya sekuat tenaga.
Setidaknya ada tiga cara untuk menundukkan nafsu supaya tidak beringas merusak jiwa
kita yang lemah ini yaitu: pertama, mencegah syahwat kita agar tidak bergejolak.
Kedua, mengajak nafsu untuk memikul ibadah yang paling berat. Sehingga dengan
itu, kekuatan nafsu akan melemah. Dan ketiga, dengan meminta pertolongan
kepada Allah supaya bisa mencegahnya setupa hendak beribadah.
Demikianlah
beberapa jenis benalu dalam ibadah yang banyak "ber-ulah" di dalamnya.
Sehingga banyak para korban yang telah jatuh terbawa oleh rayuan manisnya itu.
Setidaknya dengan mengetahui empat benalu dan cara pencegahannya di atas, kita menjadi
semakin waspada dan sadar bahwa dalam diri dan lingkungan kita ada banyak hal yang
membuat kita berat untuk mendekat kepada sang pencipta dan itu perlu ditangani dengan
segera supaya dalam beribadah, kita semakin khusyuk dan Istiqomah. Amin.
[ ]
Comments
Post a Comment