Sang Gitaris Yang Menjemput
Hijrah
Berita mengejutkan kini
datang dari dunia musisi Indonesia. Pasalnya, salah satu persolan band papan atas,
Noah, yakni Uki telap memutuskan untuk berhijrah dan ingin lebih mendalami agama.
Tidak sendirian, ia juga menggandeng istrinya, Metha Yunatria untuk bersama-sama
membuka lembaran baru yang lebih islami. Sebagaimana dikutip dari kumparan.com (15/1/2019)..
Kabar tersebut cukup mengagetkan,
sebab banyak yang menilai grup musik yang digawangi oleh Ariel Noah akan mengalami
penurunan performa. Bahkan banyak yang mengkhawatirkan bila kemudian Uki juga memutuskan
untuk keluar dari grup sebagaimana yang dilakukan drummer teman lamanya, Reza tahun
2015 yang lalu.
Sebenarnya, kejadian seperti
ini tidak lah asing dalam dunia selebriti, seni maupun intertaiment. Kita bisa melihat
banyak artis, musissi maupun selebriti yang menyatakan hijrah---sebagaimana dilansir
Kumparan.com (8/6/2018)---- mulai dari Sakti Sheila on 7, Reza Peterpan, Andika
Titans, Deri Sulaiman Betrayer, dan Invanka Slank serta masih banyak lagi. Dan yang
perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa hadirnya mereka untuk kembali mengenal
Islam lebih sempurna, tentu suatu kebahagiaan dan mesti disambut dengan rasa syukur
yang mendalam. Sehingga banyak masyarakat yang kemudian memberikan apresiasi dan
dukungan mental kepada mereka supaya tetep Istiqomah di jalan yang telah ia pilih
tersebut. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan untuk dicermati
lebih serius;
Pertama, fenomena hijrah
yang sekarang ini tengah ramai diperbincangkan, sebenarnya merupakan istilah semata.
Sebab, menurut hemat penulis, ia tak ada bedanya dengan istilah taubat. Hanya saja,
penggunaan kata hijrah dibandingkan taubat dinilai lebih halus dan lebih ramah.
Yang jelas, esensi keduanya sama, yakni berubah dan kembali kepada jalan yang lebih
baik dan maslahah. Sehingga, apapun profesinya,
jika ia sudah mantap berhijrah atau bertaubat harus kita dukung dan terus mendoakannya.
Tidak perlu mencemoohnya atau merendahkannya.
Kedua, kunci utama dalam
sebuah hijrah maupun pertaubatan adalah niat. Sebab, siapapun yang memutuskan berhijrah
dengan niat yang tidak tepat, maka dikhawatirkan ia akan goyah di tengah jalan atau
ia akan menyalahkan gunakan kehijrahannya untuk mencari simpatik atau meraup keuntungan
duniawi. Oleh sebab itulah, niat yang benar adalah penentu langgengnya suatu tujuan
dan keberkahan di dalamnya. Dalam hal ini Nabi bersabda:
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu,
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya,
dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa
yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya
itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).
Ketiga, fenomena artis yang hijrah adalah suatu
yang sangat positif dan perlu kita apresiasi dengan sebaik-baiknya. Namun jangan
lupa, hijrahnya mereka tidak serta merta dibiarkan begitu saja tanpa ada arahan
atau bimbingan dari pihak yang tepat. Sebab, banyak dari mereka yang hijrahnya menggebu-gebu
namun tidak dibarengi dengan kebijakan hati. Akibatnya timbul rasa paling benar,
paling islami dan mudah merendahkan yang lain. Padahal dengan sangat jelas, Allah
telah melarang untuk memperolok orang lain. Karena biasa jadi mereka itu lebih baik
dari kita.
"Hai orang-orang yang
beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh
jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah
suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung
ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa
yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (Al-Hujurat
[49]: 11).
Keempat, selain dikhawatirkan
kurangnya kebijaksanaan hati, orang yang baru hijrah juga rentan menjadi umpan terbaik
untuk dikader sebagai pendakwah dari aliran garis keras radikal. Karena mereka masih
awam dan mudah dipengaruhi dengan ide-ide atau iming-iming yang menggiurkan asalkan
ia terballut dalam bingkai agama. Maka tidsk sedikit dari penghihrah tersebut, yang
justru berubah tampilan menjadi sangat, keras, kaku dan ngotot. Pokoknya, segala
hal (ibadah, ide, amalan) yang tidak sesuai dengan apa yang ia dapat atau lakukan,
dianggapnya salah, bid'ah dan sesat. Oleh sebab itulah, selektif dalam memilih guru
menjadi sebuah keniscayaan yang harus diperhatikan. Sehingga perlu merekomendasikan
mereka supaya berguru pada ustad yang benar-benar mumpuni, yang mengayomi dan sangat
bertoleransi. Bukan kepada ustad yang mudah menyalahkan, mengatakan bid'ah atau
mengkafirkan yang lain. Dan bukan pula kepada You Tube karena yang terakhir ini
adalah biang kerok dalam mempengaruhi seseorang menjadi dangkal ilmu, gagal paham,
salah paham dan berakhir pada penyesatan. Oleh sebab itu, Allah berfirman;
"Maka bertanyalah kepada
ahlinya yang mempuni . Jika memang kalian tidak mengetahui" (QS. al-Nahl[16]:
42).
Demikianlah sekelumit tentang hijrahnya seorang gitaris.
Intinya, mereka saudara kita. Dan tekad mereka untuk berubah harus kita selalu doakan.
Semoga tetep istiqomah dan terus mendapatkan ketenangan. Amin. []
Comments
Post a Comment