Sakitnya Ulama, Sakitnya Umat



Sakitnya Ulama, Sakitnya Umat

Kabar duka kini tengah dialami dalam dunia dakwah. Pasalnya, ustadz kondang Arifin Ilham dikabarkan tengah berrada di rumah sakit untuk menjalani perawatan atas penyakit kanker dan getah beningnya yang sudah cukup kritis, sebagaimana diliput tribunjatim.com (7/1/2019). Sakitanya pengasuh Pesantren Al-Zikra ini membuat banyak pihak terkejut dan merasa ikut prihatin. Hingga berita pada hari ini, sudah banyak kalangan yang menjenguk ustadz bersuara serak tersebut. Mulai dari para politisi, kaporli, para teman pendakwah, hingga tak ketinggalsn Presiden Jokowi Dodo dan calon Presiden Prabowo Subianto. Mereka semua turut mendoakan untuk kesembuhannya dan tidak ketinggalan juga, para masyarat indonesia yang ikut serta memanjatkan doa dan rasa empatinya untuk menyemagati keluarga Ustadz Arifin Ilham tersebut. 

Sebanarnya, tidak mengejutkan bagi kita bahwa sakit adalah hal natural yang pasti dialami oleh manusia siapapun. Termasuk sekalas Ustadz Arifin terebut. Namun, ada hal yang mesti kita sadari dari berita viral tersebut dan mestinya kita dapat mengambil pelajaran darinya. Oleh sebab itu, berikut ada beberapa hikmah yang dapat kita petik yakni:
Pertama, setiap manusia pasti mengalami sakit. Baik itu skait fisik mauopun sakit batin. Sakit fisik bisa berarti ketidakstabilan organ tubuh sehingga tidak berfungsi normal seperti baisanya. Sementara sakit batin berarti penurunan mental dan rusaknya karakter jiwa atau ketidakstabilan hati karena ternodai oleh sifat-sifat tercela. Jadi, sakit bagian dari bukti fitrah manusia sebagai manusia yang lemah. Sehingga ia tidak perlu dienci namun cukup diantisipasi. Allah berdirman: “dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah” (Qs. Al-Nisa[4]: 28).
Kedua, karena sakit adalah bnagian dari fitrah manusia yang lemah, maka ia cukup diantisipasi supaya ia tidak mengkit diri kita. Oleh sebab itulah, dalam ajaran islam , sesorang harus memiliki kecersasran dalam mengtur waktu dan kondisi. Termasuk menatur konsidi kesehatan. Karena orang yang menayadari pentingya kesehatan, berarti ia telah menyangi dirinya sendiri, telah mensykuri nikmat penciptaan dan tentu tidak merasa rugi. Maka Nabi pun kemudian mewanti-wanti kita terkait pengauran waktu dan kondisi kita tersebut. Beliau bersabda: “manfaatkanlah lima perkara sebelum liam perkara: waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum datang matimu.”
Ketiga, hak seorang musslim ketika sesamanya jatuh sakit adalah mendoakan dan menjenguknya. Inilah sunah Nabi yang tak boleh terlewatkan. Sebagaimana dalam hadis disebutkan: “hak muslim kepada muslim yang lainada enam. Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya, apabila engkau diundang, penuhilah undangannya, apabila engaku dimintai nasiohat, berilah nasihat kepadanya, apabila dia bersin lalu dia memuji Allah, doakan dia, apabila dia sakit, jenguklah dia, dan apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim).
Keempat, datangnya penyakit dapat dinilai sebagai sebuah ujian keimanan dan dapat juag sebabagai teguran adzab. Sakit sebagi ujuan keimanan itu hadir sebagai rintangan dalam menjalai kebaikan. Sementara skait sebagai teguran adzab hadir karena sebelumnya melakukan kemaksiatan. Penulis yakin bahwa apa yang dialami Ustad Arifin Ilham adalah sebuah ujian keimanan untuk membentuk kepribadian beliau lebih tanah, sabar, dan meningkatkan ketakwaannya. Karena kita tahu bahwa beliau adalah orang yang baik dan terus memancarkan kebaikan kepada orang lain. Maka wjaar bila yang menjenguknya pun sangat banyak dari pelbagai kalangan.
Alhasil, sakit adalah hal natural yang mesti kita antisipasi dan kita  sabari dengan penuh keiklasan. Semoga setiap kita dan khususnya Ustadz Arifin Ilham terhidar dari penyakit dan segera disembuhkan. Dan yang terpnting, adalah semoga kita tidak menjadi manusia yang berputus asa, melainakn dnegan sakit itu kita dapat bangkit kembai untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta, allah. Amin.[]

Comments